Posts Tagged ‘Fotografi’
Girls with heavy armor
– Girls with heavy armor –
Cukup sulit untuk menemukan status fotografer (almost of DSLR user) yang berjenis kelamin wanita/perempuan (tidak bermaksud untuk membedakan gender π ). Lihatlah diberbagai forum diskusi fotografi, forum-forum yang mengadakan hunting bersama, atau bahkan ketika ada pameran. Bisa dihitung presentase dari fotografer wanita ini. Paling banyak 10 % dari total populasi, hehehe (belum valid, karena gak ada survey). Hal apakah yang menyebabkan kondisi ini terjadi? Apakah hobi jepret-jepret ini hanya milik kaum adam? Mari kita telaah lebih lanjut.
Secara kaedah dan fungsionalitas, fotografi merupakan suatu alat untuk mencari keindahan. Keindahan yang dimaksud berupa gambar yang dihasilkan oleh suatu peralatan yang dinamakan kamera. So, dari segi keindahan, apakah hanya kaum ada yang menyukai keindahan? tentunya tidak bukan? kita semuanya menyukai keindahan. Kita lihat dari aspek lainnya, yaitu hobi. Klo boleh dikatakan hobi, pria dan wanita sepertinya cocok untuk hobi ini. Tidak ada spesifikasi gender didalamnya π . Read the rest of this entry »
Foto : Seribu makna, Sejuta cerita
Sedikit bernostalgia kemasa lalu, waktu dimana aku mengenal dunia fotografi ini. Ketika diajak jalan-jalan oleh dua orang dosen ku ketika masih duduk dibangkus S1. Begitu senangnya saya ketika melihat sang fotografer mengekspresikan dan mengeksekusi objek-objek dihadapannya secara LIVE! Banyak pelajaran yang dapat diambil dari hunting dilapangan secara langsung. Belajar secara alamiah, tanpa mengikuti kelas-kelas fotografi yang harganya lumayan merogoh kocek. Jika hasil jepretan ku sendiri masih amburadul, ku tanyakan pada mereka yang telah ahli … “ko’ bisa begitu pak? bagaimana cara menjepretnya?” ibarat pertanyaan dari seorang anak kecil yang selalu ingin tahu segala sesuatu.
Kamera – bukan fotografer namanya klo gak punya kamera, meskipun cumi (cuma minjem) yang penting harus punya kamera π . Jadi ingat ketika awal-awal belum punya kamera, dikasih pake kameranya Pak Was waktu hunting ke Trawas. Pulangnya malah ditraktir soto (lah ko’ malah ngomongin makanan :p). Bermodal pengetahuan yang nol besar, pergilah saya mengikuti fotografer-fotografer senior untuk hunting. Mumpung ada kamera ditangan, ya udah .. jepret aja π .
Strategi – Setelah punya kamera, sekarang kita akan berlanjut pada strategi untuk pengambilan foto. Tidak ada strategi yang khusus, klo menurut saya. Pepatah jawa kuno mengatakan “Shoots till your finger bleeding!” … set kamera pada mode otomatis, tinggal jepret … sudah. Lihatlah hasilnya … klo kurang memuaskan, jepret lagi. Jam terbang seorang fotografer akan bertambah sesuai dengan jumpah jepretannya. Hal lain juga yang penting adalah pengalaman, pengalaman disini bukan hanya pengalaman pribadi .. bisa juga pengalaman orang lain. Hunting bersama-sama teman akan terasa lebih nikmat, karena bisa berbagi pengalaman dan ilmu.
Post processing – Ada sebuah istilah dalam fotografi, orang dibelakang sebuah foto lebih hebat dari pada sang fotografer itu sendiri. Sedikit berlebihan sih … tapi ada kenyataan yang berbicara seperti itu. Dengan berbagai jenis software dan tools untuk mengedit dan memanupulasi sebuah foto, seseorang dapat dengan mudah mempercantik hasil jepretannya. Bagai saya sendiri … tidak terlalu suka untuk memanipulasi hasil jepretan. Karena ada kebahagian tersendiri ketika melihat hasil jepretan yang diupload original dari kamera. *aslinya emang gak bisa ngedit :p Read the rest of this entry »
sMilE
Seharusnya saya bisa lebih melek terhadap dunia luar π . Ups… apa maksudnya? Begini sodara-sodara, selama kurang lebih sebulan terakhir ini saya jarang banget keluar dari pertapaan π . Bahkan mau kelab aja malesnya minta ampun. Klo mau nyari saya … tinggal ketok kamar, pasti ada … hehe. Beberapa hari yang lalu, saya mencoba untuk belajar diluar kamar. Iseng-iseng duduk dibawah pohon ditaman, sambil pegang jurnal (gak dibaca :p). Saking asiknya dengan jurnal … saya malah sering liat orang-orang mondar-mandir disekitar. Wah… ternyata, banyak juga yah yang bening-bening diluar. Dunia luar ternyata begitu indah … hehehe. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk kembali kekamar, karena jurnal tersebut tidak sampai satu halaman saya baca, whehe.
Posting ini akan membahas tentang foto, yaitu dengan kriteria model. Lihat teman saya (Galih dan Edwin) posting tentang model, saya juga jadi pengen posting tentang model :D. Mereka berdua udah master banget, saya banyak belajar dari kedua fotografer itu. Read the rest of this entry »
mY WeAp0n
Akhirnya tercapai juga cita-cita ku dari 2 tahun yang lalu waktu masih di TC. Canon EOS Kiss Digital X (versi Jepangnya EOS 400D) yang jadi pilihan, setelah sekian lama membandingkan jenis dan merk apa yang ingin dibeli. Setelah mbaca artikel–artikel, tanya sana-sini, bertapa dan merenung… pilihan aku jatuhkan pada DSLR itu. Dengan budget seadanya… rinciannya ntar dibawah akhirnya aku memutuskan untuk membelinya disini.
Budget ngepress, cuma punya uang NT$ 30.000 untuk bulan ini. So, dengan asumsi aku hanya bisa ngeluarin duit sekitar NT$ 25.000. Sisanya buat makan selama sebulan π .
- EOS Kiss Digital X (include EF-S 18-55 mm) = NT$ 21.400
- Marumi UV Filter = NT$ 550
- Trascennd 2GB = NT$ 1100
- Camera Bag = NT$ 1250
- Card Reader = NT$ 200
- Tripod = gak kebeli… ntar bisa puasa sebulan lagi neh π
- Lensa tambahan = kapan-kapan deh, emang uang turun dari langit apa π
Mulai selasa minggu lalu aku punya senjata baru π . Lumayan buat nemenin jalan-jalan dan moto event-event yang ada dikampus. Untuk hasilnya… masih kacau beliau. Maklum baru pertama kali make SLR, masih harus banyak belajar dan berguru pada ahlinya (komunitas FN dan teman-teman PAPARAZOR). Klo pengen ‘mencaci dan menghina’ hasil jepretan ku… di Flickr aja. Dengan senang hati saya menerima kritikan dan masukan yang diberikan.
* Sebenarnya bukan mikirnya kelamaan, karena gak ada waktu aja buat beli (red: waktu adalah uang). Trims to Edwin atas jepretan terhadap diriku π . Gambar EOS Kiss Digital X nyolong di internet.