Catatan Kecil

LiVe is SimPle… makE a choiCe, doN’t Look bAck, and Do yoUr beSt.

Archive for November 2007

mY WeAp0n

with 7 comments

Akhirnya tercapai juga cita-cita ku dari 2 tahun yang lalu waktu masih di TC. Canon EOS Kiss Digital X (versi Jepangnya EOS 400D) yang jadi pilihan, setelah sekian lama membandingkan jenis dan merk apa yang ingin dibeli. Setelah mbaca artikelartikel, tanya sana-sini, bertapa dan merenung… pilihan aku jatuhkan pada DSLR itu. Dengan budget seadanya… rinciannya ntar dibawah akhirnya aku memutuskan untuk membelinya disini.

Budget ngepress, cuma punya uang NT$ 30.000 untuk bulan ini. So, dengan asumsi aku hanya bisa ngeluarin duit sekitar NT$ 25.000. Sisanya buat makan selama sebulan πŸ™‚ .

  1. EOS Kiss Digital X (include EF-S 18-55 mm) = NT$ 21.400
  2. Marumi UV Filter = NT$ 550
  3. Trascennd 2GB = NT$ 1100
  4. Camera Bag = NT$ 1250
  5. Card Reader = NT$ 200
  6. Tripod = gak kebeli… ntar bisa puasa sebulan lagi neh πŸ™‚
  7. Lensa tambahan = kapan-kapan deh, emang uang turun dari langit apa πŸ™‚

Mulai selasa minggu lalu aku punya senjata baru πŸ™‚ . Lumayan buat nemenin jalan-jalan dan moto event-event yang ada dikampus. Untuk hasilnya… masih kacau beliau. Maklum baru pertama kali make SLR, masih harus banyak belajar dan berguru pada ahlinya (komunitas FN dan teman-teman PAPARAZOR). Klo pengen ‘mencaci dan menghina’ hasil jepretan ku… di Flickr aja. Dengan senang hati saya menerima kritikan dan masukan yang diberikan.

Kiss Digital X nRa

* Sebenarnya bukan mikirnya kelamaan, karena gak ada waktu aja buat beli (red: waktu adalah uang). Trims to Edwin atas jepretan terhadap diriku πŸ™‚ . Gambar EOS Kiss Digital X nyolong di internet.

Written by nRa

Wednesday, November 14, 2007 at 12:04 am

Hormat Ku Untuk Mu PAHLAWAN Bangsa – Riset dan Industri (Part 2)

with 4 comments

Perkembangan penelitian dan dunia industri di negara kita masih berjalan secara terpisah. Belum sepenuhnya industri-industri di Indonesia memanfaatkan hasil penelitian dari dalam negeri sendiri. Jika dunia industri Indonesia masih mengharapkan perkembangan teknologi dari luar, kapankah kesempatan itu datang untuk peneliti-peneliti asli bangsa sendiri? Dunia industri tidak sepenuhnya dapat kita salahkan tentang keadaan yang negara kita alami saat ini. Hasil penelitian yang masih kalah kelas dengan luar negeri menjadi salah satu faktor mengapa dunia industri tertarik dengan teknologi luar. Tanggapan wakil presiden Yusuf Kalla tentang kurangnya kesempatan kepada para peneliti lokal untuk berpartisipasi dalam pembangunan diharapkan dapat membuka pintu bagi dunia industri untuk memberikan kesempatan kepada para peneliti Indonesia.

“Walupun ada sedikit kekurangan dari mereka peneliti lokal, anggap saja itu proses pembelajaran… jika tidak begitu, berarti kita tidak akan pernah belajar”

Kira-kira seperti itulah tanggapan beliau pada salah satu acara resmi yang dihadirinya (saya lupa nama acaranya).

Pemerintah Indonesia juga diharapkan tanggap terhadap masalah ini. Hal tersebut dapat dilakukan dari masalah yang kecil terlebih dahulu. Mungkin untuk teknologi pangan dan pertanian, saya kira para peneliti lokal sangat mampu untuk mengaplikasikan bahkan menciptakan teknologi tepat guna bagi bangsa ini. Proses pembangunan juga dapat kita jadikan contoh. Dalam pembangunan jalan tol misalnya, jangan terus-menerus bergantung pada konstruktor asing… kita dapat menggunakan tenaga ‘tukang insinyur’ istilah bang doel lokal untuk melakukan proses pembangunan tersebut.

Sumber daya manusia Indonesia sebenarnya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber daya luar negeri. Indonesia memiliki banyak siswa/i berprestasi tingkat dunia. Lihat saja dari prestasi-prestasi olimpiade sains internasional yang mereka ikuti. Kekurangan yang kita rasakan sekarang adalah kesempatan dan dukungan bagi mereka. Kesempatan untuk terus berprestasi hingga jenjang yang lebih tinggi dan dukungan dari segala sektor (terutama pemerintah) untuk mereka dan tentunya bagi bangsa ini. Jika kesempatan dan dukungan telah kita miliki, kita tinggal membentuk ekosistem penelitian yang kondusif. Sehingga dunia industri juga dapat merasakan hasil dari penelitian yang Indonesia lakukan.

Hal terakhir yang ingin saya tanggapi adalah tentang kemakmuran rakyat Indonesia. Bagaimana bangsa ini akan makmur jika kesejahteraan pendidikan belum terpenuhi. Pendidikan sangat dibutuhkan bangsa ini, pendidikan akan menuntun masyarakat ke pola pikir yang lebih matang. Pemerintah semestinya menjadi aktor terdepan dalam masalah pendidikan bangsa. Kesejahteraan tenaga pengajar seharusnya menjadi salah satu prioritas. Sehingga mereka dapat lebih memfokuskan aktifitas mereka di dunia pendidikan. Untuk bidang penelitian dan pendidikan tinggi… sepertinya harus dibangun suatu ekosistem yang kondusif untuk bidang ini. Kesejahteraan dosen-dosen dan para peneliti juga harus diperhatikan dan yang tak kalah pengtingnya adalah dedikasi yang akan kita berikan dalam bidang kemapuan kita. Jika kita semua bersikap profesional , niscaya belum terlambat untuk mewujudkan cita-cita para pejuang bangsa ini.

* Tulisan ini saya dedikasikan untuk para pahlawan yang telah berjuang bagi negara ini. Selamat hari pahlawan, semoga kami dapat mewujudkan cita-citamu. 10 Nopember 2007

Written by nRa

Saturday, November 10, 2007 at 11:19 pm

Hormat Ku Untuk Mu PAHLAWAN Bangsa – Riset dan Industri (Part 1)

leave a comment »

Sepuluh Nopember – 62 tahun sudah bangsa Indonesia lepas dari belenggu penjajahan. Semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat selalu dikobarkan oleh para pahlawan kita untuk bangsa Indonesia. Tusukan bambu runcing, keris yang terhunus hingga senapan hasil rampasan menjadi senjata untuk berjuang. Begitu besar jasa mereka bagi bangsa ini, apakah yang harus kita lakukan sekarang? Untuk mengenang jasa-jasa mereka, untuk mengisi kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan dan untuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia! Saya tidak mengerti secara pasti cita-cita yang mereka impikan. Mungkin salah satu dari harapan mereka ketika berjuang untuk kemerdekaan negara ini adalah keinginan untuk melihat bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam kemakmuran.

Saya tidak akan berpanjang lebar tentang perang kemerdekaan yang telah disembahkan oleh para pahlawan untuk negara ini. Saya akan fokuskan kepada masalah bagaimana kita mencermati dan mewujudkan salah satu cita-cita diatas. Sebagai seorang pelajar masih aktif, sumbangan ide yang dapat saya berikan hanya sebatas bidang pendidikan dan penelitian. Saat ini saya hanya bisa memberikan ide dan masukan, belum dapat berbuat lebih banyak kepada bangsa ini. Semoga suatu saat saya dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi negara kita. Untuk merefleksikan hari pahlawan yang tepat jatuh pada hari ini 10 Nopember 2007, saya ingin mengulas sedikti tentang riset/penelitian dan dunia industri.

Penelitian dan dunia industri sebenarnya memiliki hubungan mutualisme (hubungan yang menguntungkan atara 2 belah pihak). Kenapa mereka memiliki hubungan mutualisme? Sinergi yang akan dihasilkan ketika kedua komponen tersebut saling membutuhkan akan menghasilkan suatu keuntungan yang besar bagi keduanya. Berawal dari hubungan saling membutuhkan diantara keduanya, para peneliti membutuhkan dunia industri sebagai ladang untuk menerapkan hasil risetnya, dunia industri membutuhkan peneliti untuk mengaplikasikan/menciptakan teknologi yang berguna bagi perkembangan dan kehidupan ‘dapur’ mereka. Dari situlah titik pandang yang perlu kita pahami secara bersama. Negara-negara maju telah menjadikan peneliti sebagai salah satu faktor penting dalam perkembangan industri mereka.

Written by nRa

Saturday, November 10, 2007 at 10:12 pm

Zhongwen – Chinese

with 6 comments

Zhongwen = Bahasa Cina, Zhongguo Ren = Orang Cina, Yinni Ren = Orang Indonesia, Wo shi yinni ren = saya orang Indonesia. Wo jiao he ken ren = nama saya he ken ren.

Cukup segitu dulu yah perkenalannya… ntar disambung lagi. Baru belajar zhongwen sekitar seminggu yang lalu, sama minggu ini udah 2 minggu deh. Kaya’ anak SD kelas 1 gak pernah TK gitu belajarnya. Belajar mengenal huruf (pinyin), mengucapkan kata-kata sampe berhitung. yi er san si wu liu qi ba jiu shi ling – satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh nol.Β  Terus minggu kedua belajar mengenal jam, har, tanggal dan profesi-profesi. Persis kaya’ anak kecil yang baru belajar… sama laoshi disuruh ngulang lagi klo ada kata-kata yang salah sebut.

Buat yang pengen belajar secara online ini ada salah satu site yang bagus buat belajar zhongwen. Dikasih laoshi waktu les tadi. Ada audionya sekalian… bagus buat melatih pendengaran. Selain itu disediakan akses dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Indonesia juga ada. Pembagian pelajarannya dibagai dalam berbagai tingkatan…Β  primary, intermediate and high level. So, yang pengen liat-liat silahkan disini. Semoga berhasil…

Zaijian (Good bye)

Written by nRa

Thursday, November 8, 2007 at 9:59 pm

huH… nGaNTuk – Info bEaSYSwa LAgi nEh

with 5 comments

Abis begadang semalaman… biasanya klo baca buku langsung amblas neh. Tapi tumben tadi malam ko’ gak K.O yah πŸ™‚ . Ups… maap2s, salah kategori neh… jadi ngelantur.

Kebetulan sampe pagi ini masih melek… 10 menit lagi bakalan K.O neh. Udah2 kasihan yang mo baca… ko’ malah baca cerita tidur melulu πŸ™‚ . Terus ada adek kelas waktu smu yang nanyain beasiswa ke Taiwan… tapi bukan buat dia… buat temenya. Dari hasil chatting, intinya saya ngasih ke dia link universitas yang ada di Taiwan. Dari pada lupa ntar linknya ditaruh dimana… mendingan saya tulis di ‘catatan kecil’. Ini neh link universitas yang ada di Taiwan.

  1. www.ntust.edu.tw
  2. www.ntu.edu.tw
  3. www.ncu.edu.tw
  4. www.ncku.edu.tw
  5. www.nctu.edu.tw
  6. www.nthu.edu.tw
  7. www.ntnu.edu.tw

Untuk kepanjangan dari nama universitasnya… cari sendiri yah. Usaha donk… telepon kantor polisi kek, pemadam kebakaran kek, kantor lurah kek, kakek-kakek juga boleh tuh ditanya πŸ™‚ . Oh ya… klo gak ketemu juga, tanya tuh ama mbah google. Dijamin halal, pasti ketemu… Bye… mo bubu’ dulu. Semoga infonya bermanfaat yah.

*Urutan tidak mencerminkan no universitas favorit, karena NTUST itu kampus saya… saya taruh paling atas πŸ™‚ . Sebenarnya masih ada lagi, ntar deh… bangun tidur saya search lagi *

Written by nRa

Tuesday, November 6, 2007 at 7:57 am

NTUST-ISA Sport Day 2007

with one comment

Sport Day was the first event held by NTUST-ISA for celebrate NTUST-ISA birthday on October, 23 every years. The events include Badminton match, estafette sprint, basketball match, table tennis match and football match on November, 3 2007. These event match between old NTUST-ISA student and their junior. After those event we hold a little party for celebrate the NTUST-ISA birthday party. Ate 2 pieces of pizza for each members and watched video/pictures about those day event. The main objective of these event was to make a good relationship among all NTUST-ISA students.

junior sprinter team senior sprinter team basketball table tennis NTUST-ISA Football Team on Sport Day 2007

The result of overall game was won by the senior of NTUST-ISA student, 3-2 for our senior.

Badminton match : Senior (3) vs Junior(0)… this game like Sudirman cup, team match.

Estaffete sprint : won by junior after the last 8 players of junior student reached the finish line first.

Basketball match : won by junior student, i didn’t remember the score.

Table tennis : won by senior student called Iwan… he also known as good athlete in table tennis

Football match : The senior kick 3-2 the junior (senior : Johan”Rooney”, Hendra”Super Sub” (not me), Kevin”Robben” – Junior : Bungkus”Vieri”, Jhoni”The Coach”)

I participated in 3 sport games badminton, table tennis and football. All sport games that I had played have a bad result for my team 😦 . These events was so interesting and funny. We were become together like a family in all day sports event… we were laughing, joking and having fun together. Hope those moment will became an annually event for NTUST-ISA.

The term of senior and junior is not used to make the difference between us… it just a name for this event.

badminton NTUST-ISA in Sport Day

:: hiks… my english is su*k ::

Written by nRa

Tuesday, November 6, 2007 at 3:07 am

Posted in Events/Acara, Sports

Tagged with ,

Perempuan dengan hati seluas samudera

leave a comment »

Oleh Hayati Rahmah

Perempuan itu sama sekali tidak berbeda dari perempuan lain. Ia hanya seorang anak bungsu dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil, seringkali ia harus bekerja keras dan terkadang mendapat perlakuan tidak enak dari saudara-saudaranya. Pendidikannya pun tidak terlalu tinggi. Meski sempat mengecap bangku SMA, tapi ia tidak sampai menamatkannya.

Seorang laki-laki baik melamarnya ketika usianya 22 tahun. Ia pun setuju ketika harus pindah dan meninggalkan kota kelahirannya mengikuti suami yang bekerja di kota lain. Perjalanan waktu mengajarkannya untuk bisa menjalankan peran sosial dengan sangat baik. Jika di awal-awal pernikahan ia sering menangis karena jauh dari keluarganya, pada tahun-tahun berikutnya ia sudah terampil merawat rumah, berbelanja ke pasar, mengasuh anak, dan lain sebagainya.

Meski ia cuma seorang istri dan ibu rumah tangga, tapi perempuan ini bisa menjalankan perannya dengan sempurna. Semua kebutuhan suami selalu ia penuhi. Ia seorang istri yang serba bisa. Suaminya tak pernah pergi ke tukang cukur, karena dialah yang selalu menggunting rambut suaminya. Selalu ada makanan cemilan di rumah, karena ia pintar membuat kue. Ia pandai mengirit uang belanja dan seringkali ia menggunakan keterampilannya menjahit untuk membuat gorden, sarung bantal, seprei dari hasil jahitannya. Semua anak-anaknya pun pernah merasakan pakaian yang dijahit oleh tangannya.

Perempuan itu melahirkan lima orang anak dari rahimnya. Buah hati yang selalu membuatnya bersemangat melakukan semua kegiatan rumah tangga dengan penuh rasa cinta. Mulai dari bangun pagi, mempersiapkan sarapan, mencuci, menyeterika, dan membereskan rumah. Semua dikerjakan sendiri karena kondisi hidup yang pas-pasan. Ketika usianya 30 tahun, saat ketiga anak laki-lakinya masih kecil, suaminya mengajaknya untuk bertemu lebih dekat dengan sang Khaliq, menuju Baitullah Makkah. Sepulang dari haji, pakaian muslimah membalut tubuhnya. Perempuan itu semakin matang menapaki kehidupan.

Semakin tahun, kondisi ekonomi keluarganya semakin membaik. Perempuan itu punya kebiasaan baru. Ia rajin sekali bersedekah. Menjelang bulan Ramadhan, ia akan memborong sarung, membeli bahan kain berpuluh-puluh meter. Semuanya ia jahit dengan tangan dibantu mesin jahit tuanya. Ia mulai menjahit kain itu menjadi mukena. Setelah semua selesai, ia akan mendatangi rumah kerabat, tetangga, dan saudara untuk membagikan mukena hasil jahitannya. β€œBiarlah mereka memakai mukena buatanku, mudah-mudahan menjadi pahala…”

Uang belanja yang berlebih selalu ia simpan rapi. Jika ada kesempatan, ia akan membeli barang-barang dalam jumlah banyak. Mulai dari sarung, bahan baju, mangkok, gelas, sapu, baskom, seprei, dan lain-lain. Semua ia kumpulkan dengan baik. Tapi barang-barang itu tidak pernah bertahan lama di rumah. Setiap kali ada saudara berkunjung, tetangga datang, sahabat bersilaturahmi, mereka tak pernah pulang dengan tangan kosong. Selalu saja ada yang disedekahkan perempuan itu. Bahkan jika tidak ada sesuatu yang bisa diberi, ia akan menguras dapurnya. Ada-ada saja yang ia beri. Kerupuk, jeruk nipis, pisang, ubi, kelapa atau apa saja yang saat itu ada di rumah.

Setiap kali ia membuat kue atau memasak sesuatu, ia akan menyuruh anaknya untuk mengantar semangkuk makanan ke rumah tetangganya. Bahkan jika ada orang yang memberinya sesuatu, ia seringkali memberikannya untuk orang lain tanpa sempat ia sisakan untuk keluarganya.

Jika tiba saat pulang kampung, ia menjadi perempuan yang paling sibuk. Ia akan berbelanja segala macam sayuran seperti buncis, cabe, atau wortel, buah-buahan seperti apel, jeruk, dan salak. Tak lupa juga ia sempatkan membuat rendang (ia paling jago membuat makanan yang satu ini). Semuanya ia bagikan kepada keluarga di kampung, baik keluarganya maupun keluarga suaminya. Bahkan tak jarang beberapa lembar uang ia selipkan untuk kerabatnya.

Ia begitu rajin bersilaturahim, baik terhadap keluarga, tetangga, atau sahabatnya. Percayalah, setiap kali berkunjung, selalu saja ada yang dibawanya. Entah itu gulai ikan, kue, kelapa, pisang, atau cuma sebungkus kerupuk. Tangannya tak pernah kosong dan selalu memberi.

Di sisi lain, ia selalu mempertahankan ibadahnya. Ia hampir tak pernah meninggalkan shalat dhuha dan tahajud setiap harinya. Terkadang jika hatinya sedang tidak enak, ia bisa begitu lama duduk di atas sajadahnya sambil menangis. Mulutnya pun tak pernah berhenti berdzikir. Dalam tasnya selalu ada tasbih, yang selalu ia pegang ketika berdzikir dalam perjalanan. Ia selalu salat berjamaah bersama suaminya. Seringkali ia rela menunggu suaminya pulang kantor karena hanya ingin mendapat pahala berjamaah. Selesai salat berjamaah, ia bergegas menyiapkan makanan untuk suaminya.

Perempuan ini juga begitu rajin mengunjungi orang sakit. Setiap kali mendengar ada orang yang sakit, ia akan bergegas mengunjunginya, bahkan mengunjungi orang yang sama berkali-kali. Satu yang khas dari dirinya, selalu saja ada yang dibawanya ketika mengunjungi orang lain. Kadang ia mengaji di samping orang yang sakit dan menangis.

Sudah beberapa tahun ini, perempuan itu jarang sekali membeli baju baru, atau perhiasan baru. Semua uangnya disisihkan untuk bersedekah atau menambah uang jajan bagi anaknya. Ia begitu sederhana dan apa adanya.

Perempuan itu selalu membuat saya menangis bila mengingat kebaikannya. Sungguh, saya begitu mencintainya. Perempuan itu adalah ibu saya, seseorang dengan hati seluas samudera. ***

:: Kategori ini saya dedikasikan untuk kumpulan-kumpulan artikel yang pernah saya baca. Saya tidak begitu memahami tentang hak atas karya cipta, jadi saya mohon maaf jika postingan tentang artikel ini meruapakan pelanggaran terhadap karya cipta seseorang. Saya hanya ingin berbagi sedikit hal yang berguna. Terima kasih kepada penulis yang telah membuat artikel ini. Sekali lagi ini bukan hasil tulisan saya. ::

Written by nRa

Sunday, November 4, 2007 at 4:48 am

Posted in Article/Artikel

Tagged with ,

mY 1st

with 5 comments

Rabu kemaren kebetulan dapat giliran pertama presentasi di Lab meeting dari seluruh mahasiswa baru international yang ada di lab. Seminggu sebelumnya udah agak pusing gitu waktu nyari paper tentang mobile ad hoc network a.k.a MANET ato wireless sensor network. Prof hanya nyaranin untuk mempelajari paper yang mudah aja dulu… katanya prof :

kriteria paper mudah tuh yang enak dibaca n halamannya gak banyak (maks 5 hal deh buat pemula).

Dari hasil cari-cari di konferens (IEEE, Springerlink dan ASM) akhirnya nemu juga paper yang jumlah halamannya cuma 3 πŸ™‚ . Dari baca abstraknya … sepertinya kapasitas otak saya masih mampu untuk menelaah lebih lanjut isi paper ini πŸ™‚ . Alhasil dari baca berulang-ulang selesai juga bahan presentasi saya sebanyak 20 halaman ppt.

Dengan bahasa inggris yang pas-pasan saya menjelaskan isi dari paper tersebut… intinya mereka melakukan probalilistik analisis terhadap route pada ad hoc network dengan menggunakan simulator, hasil dari simulator tersebut akan dibandingkan dengan suatu distribusi untuk menentukan route yang baik. Kesimpulan yang didapatkan… secara umum suatu ad hoc network memiliki route dengan panjang antara 2 – 4.

Selesai deh presentasinya… menunggu bulan berikutnya untuk presentasi lagi, semoga setelah semester ini berakhir aku udah bisa nentuin arah riset ku. Amin

:: it was my first time, to present paper in MsD ::

Written by nRa

Friday, November 2, 2007 at 3:57 am